Jumat, 27 Mei 2011

Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut



:::
Menangis mengingat akan kisah ini.
Begitu besar cintanya Rasulullah kepada kita.
Sungguh engkau manusia yg paling mulia wahai Rasul akhir zaman.
Salawat dan salam semoga sll tercurah untukmu ya Rasulullah suri tauladan kami.
:::
Sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benarnya cinta yang
dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.
Pagi itu, walaupun
langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan
sayap.
Pagi itu,Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah,
"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta
kasih-Nya.
Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.
Kuwariskan dua
perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku.
Barang siapa mencintai
sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang
mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku." Khutbah singkat itu
diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.


Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun
menahan nafas dan tangisnya.
Usman menghela nafas panjang dan Ali
menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang,saatnya
sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua
sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas
menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari
mimbar.
Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana
pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi
pintu rumah Rasulullah masih tertutup.
Sedang didalamnya, Rasulullah
sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi
pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.


Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata
dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah
ayahku, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malakul maut,"kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang
menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas
langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.


"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para
malaikat telah menanti ruhmu.
Semua syurga terbuka lebar menanti
kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan
Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang
mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman
kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad
telah berada di dalamnya," kata Jibril.


Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh
Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada
Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal," kata Jibril.


Sebentar kemudian terdengar Rasulullah berkata "Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua
siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai
dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar
seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku" - "Peliharalah shalat
dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii,
ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, ...
...berakhirlah hidup manusia
mulia yang memberi sinaran itu.


Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala
Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi...
Betapa cintanya Rasulullah
kepada kita.
:::::




http://peperonity.com/go/sites/mview/pelita-hati/20371328/22864053 

Ma'afku tuk sahabat



*****
Waktu trus berjalan...
Berjalanku tertatih-tatih...
Menulusi lembah terjal...
Jalani pahit manisnya kehidupan...
Demi bekal bertahan hidup...
Begitu byk mslh yg menimpa...
Namun semangat tak pernah pudar...
Harapku pada yg ada...
Janganlah tambahkan lg beban padaku...
Hanya karna sebuah kealpaan...
Lelahku trus dibebani...


Jika memang aku tak berarti lg...
Maafkan ats ketidakmampuanku...
Karna ku hanya insan lemah...
Jika tak da maaf...
Tak mengapa...
Mungkin sudah takdirku begini...
Namun ingatlah...!
Buatku roda boleh berputar...
Asal sumbu tetap ditengah...
Duduk boleh berpindah...
Asal tetap dihamparan yg sama...
Status boleh berbeda...
Jarak boleh berjauhan...
Sapa boleh terhenti...
Namun salam takkan hilang...
...
Biarlah TUHAN yg mengatur segalanya...
....

Ketika terjatuh...


Ketika terjatuh...
Kusalahkan kaki yg asal melangkah...
Namun kaki berkata...
Salahkanlah mata yg tak melihat jalan...
Matapun berkata...
Telinga tak mendengar aba-aba..
Telinga menjawab...
Adalah akal yg asal berpikir...
Akal menjawab...
Semua atas perintah hati...
Hati pun berkata,
Aku sedang resah...
Lalu apa itu resah...?
Hmmm...
Coba diam sejenak...
Ternyata resah datang krn ego dan kecemburuan...
Hatipun menangis dan berkata...
Keinginan yg besar membuat akal kecapean dalam berpikir..
Ego yg tinggi membuat denyut jantung semakin kencang...
Membuat hati terganggu oleh getaran jantung...
Jd semua terjadi krn hati.
Jika hati tak tenang atau dipengaruhi ambisi yg besar maka semua akan celaka
※※


Sebuah renungan kecil dr adee...
※※

Ku Berjalan...


Jauh sudah ku berjalan...
Terasa letih badan ini menelusuri byk rintangan...
Akhirna kini kutemui secercah cahaya...
Cahaya yg mampu menuntun kpd kebaikan...
Dan itu adalah sebuah anugrah dr Sang Pencipta...
Akupun bersyukur mendapatkan cahaya ini...
Inginku selalu dekat cahaya ini...
Kan kupeluk erat dia...
Agar sll temani aku setiap akan melangkah...
Arahkan aku kpd jalan yg lurus...
Puji syukur pada ALLAH...
Yg tlah kirimkan pdku sebuah cahaya penerang...

....
※La-tahzan “I&N”※

Anugrah ILAHI...


Menatap keindahan anugrah ILAHI...
Jingga diujung sana mulai memerah..
Byk sudah yg kulalui hari ini..
Bgt byk nikmat yg kutrima..
Namun hy sedikit ku bersujud pada-NYA..
Namun DIA tak hentinya memberi nikmat padaku..

......
Diujung senja ini..
Ku memohon pada-MU ya ALLAH..
Jdkanlah yg kulakukan siang mendapat ridho-MU.
Jadikanlah malamku nanti penuh berkah..
Dan lindungilah hamba yg lemah ini...
Berikanlah ketenangan lahir dan bathin dlm kehidupan hamba...
Maha suci ENGKAU yg tlah menciptakan siang dan malam..
Dan segala puji hanya bg MU..

Sang Penguasa hati


ya Rabbi, wahai Sang Penguasa hati
yang mampu membolak-balikan hati manusia..
jagalah hati hamba
agar tetap pada tempatnya..di Jalan-Mu...

Ya Allah,,, kuatkan iman hamba...
Dalam kehidupan ini penuh tantangan dan jg rintangan...
Mudahkanlah jalan hamba....
Sesekali terjebak dalam naungan dosa
Terasa hilang jiwa ini...

Ya Allah kutahu cinta-Mu...
Kau berikan nikmat melimpah....
Setiap saat tiada terputus...
Namunku jarang mensyukuri...
Kusadari semua nafsu telah menipu...
Hingga lupakan cinta-Mu...

Ya Allah,,,
Dunia ini menipu hamba...
Indahnya palingkan mata...
Terjebak ku dalam pesonanya...
Hilanglah syukurku pada-Mu....

Ya Allah Tuhanku ampunkan dosaku...
Tuntunlah langkahku...
Agar lurus jalanku ini.....

Ya Allah betapa indahnya bila hidup dalam petunjuk-Mu...
Ya Allah Tuhanku ampunkan dosaku
Agar lurus jalanku ini
Ya Allah betapa indahnya...
Bila hidup dalam petunjuk-Mu


Ya Allah Ya Rahman
Pintaku hanya kepada-Mu...
Kembalikan jiwa ghirahku....
Menuju jalan-Mu yang satu...
Tiada daya kuatnya jiwa tanpa Ridho-Mu Ya Allah...

Ya Allah...
Engkau ciptakan semua ini
Untuk beribadah dan taat pada-Mu...
Namun ku sering melalaikan...

Ya Allah Tuhanku
Ampunkan dosaku
Agar hidupku selamat....
<<
>>
<<

Aku Adalah Amanah


Aku adalah amanah dr Tuhan.
Yg musti aku jaga dan kuhiasi dgn iman dan taqwa.
Raga ini, jiwa ini serta hati..
Semua yg kumiliki adalah amanah dari Tuhan.
Dan semua itu kan kembali pd-NYA.
Puji syukur pada Robb.
Yg tlah mempercayakan amanat ini buatku.
Kan ku jaga dgn baik.
Sampai saatnya nanti Tuhan memintanya kembali.
Aku adalah simiskin yg diberi kekayaan oleh ALLAH.
Silemah yg diberi kekuatan.
Aku adalah sibodoh yg diberi ilmu.
Aku tak punya apa2 tanpa pemberian dr ALLAH.
Aku bukanlah siapa2.
Aku hanyalah makhluk ciptaanNYA yg diberi beberapa kelebihan dan kekurangan.
Maluku pada ALLAH yg blm dapat menjaga sepenuhnya.
Takutku padaNYA krn imanku yg msh tipis.
Karunia-NYA begitu besar.
Namun sujudku masih sedikit.
Aku belum bs menghiasi titipanNYA dgn iman.
....
Ya Robb...
Ampunilah hamba yg lemah ini.
Tuntunlah langkah hamba dalam mencari ridho-MU.
Berilah ketenangan lahir dan bathin dalam kehidupan hamba.
..
※※
※